Jumat, 30 Desember 2016

Membentuk Karakter Mandiri Pada Anak

Anak-anak yang kurang mandiri dan manja, adalah anak-anak yang tidak mengembangkan otonominya. Orangtua perlu tahu bahwa pada satu tahap perkembangan anak, mereka mempunyai sebuah tahap dimana mereka ingin otonomi lebih besar. Dimulai ketika mereka berusia 2 atau 3 tahun. Anak ingin melakukan sesuatu saat itu. Tetapi biasanya sebagai orangtua terkadang terlalu melindungi anak. Ketika dia ingin memanjat kursi, orangtua melarang dia, “Jangan, nanti jatuh”. Ketika dia memegang sesuatu tidak diperbolehkan karena takut pecah dan lain sebagainya.
Nah, akhirnya anak ini menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang kita berikan, atau apa yang diberikan oleh pengasuhnya. Ketika hal ini terjadi bertahun-tahun, maka kita sudah mulai membentuk sebuah pola dalam diri anak, untuk menjadi pasif dan tidak mandiri. Cobalah memberikan sebuah latihan agar anak-anak mengerjakan sendiri.
Jika anda mempunyai anak yang sudah menginjak kelas 1 SD, sebaiknya jangan bawakan tasnya ketika dia turun dari mobil. Anda mungkin berpendapat, “Saya kan harus berangkat kerja, kalau harus menunggu dia akan lama sekali.” Hal seperti itu tidak boleh dilakukan.
Anda bisa berangkat lebih awal jika anda tahu itu akan membuat anda terlambat, dan biarkan dia membawa tasnya sendiri masuk ke kelasnya. Jangan hanya karena kita tidak mau repot, akhirnya kita yang membawakan tasnya masuk ke kelas. Itulah hal-hal kecil yang membuat anak menjadi kurang mandiri.
Jika dia sudah bisa mengembalikan piring yang dia gunakan untuk makan ke tempat cucian, biarkan dia melakukannya. “Loh, kalau begitu apa gunanya pembantu yang saya bayar?” Justru itulah masalahnya, anda tidak memberikan kesempatan anak anda untuk mengembangkan dirinya.
Semua itu perlu latihan. Anda tidak bisa membuat seorang anak mandiri tanpa sebuah proses. Sama seperti ketika dulu kita dibesarkan oleh kondisi susah payah oleh orangtua kita. Saat itu orangtua kita mungkin tidak sengaja melakukan hal tersebut pada kita.
Bahkan mungkin mereka merasa bersalah karena tidak bisa melayani kita sebaik mungkin. Tetapi justru itulah yang ternyata baik bagi perkembangan kita. Kita akhirnya menjadi seorang yang mandiri, dan kemudian ketika kita sekarang sudah menjadi orang yang berhasil, kita tidak mau melakukan itu kepada anak kita dengan alasan kasian.
Inilah permasalahannya, kita harus melatih anak untuk memiliki karakter mandiri. Harus memberikan kesempatan pada mereka seluas-luasnya untuk mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal kecil-kecil yang sangat berguna bagi perkembangan karakternya.
Ketika seorang anak mengembalikan piring makan di tempatnya, mengangkat tasnya sendiri, mengembalikan sepatunya pada saat dia telah selesai pakai, atau melakukan kegiatan-kegiatan kecil maka si anak akan merasakan sebuah harga diri yang positif. Dia akan merasa bahwa dirinya sejajar dengan orang dewasa yang melakukan hal-hal tersebut.
Ini akan membuat percaya dirinya melambung tinggi. Oleh karena itu, berikanlah kesempatan ini pada anak-anak anda. Anda tidak akan pernah kecewa melihat mereka bertumbuh dan berkembang dengan semangat kemandirian ketika mereka mulai menginjak masa-masa remaja.
Jadi, pastikanlah memberi suatu kesempatan pada anak anda untuk melakukan apa yang dia telah mampu lakukan. Itulah kunci untuk membantu anak memiliki karakter mandiri, percaya diri, dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh.

Cara tepat memberikan konsekuensi pada anak


Pernahkah anak anda memecahkan gelas di rumah atau menumpahkan air di karpet? Situasi tersebut pasti pernah terjadi dan sangat wajar sekali, apabila terjadi di rumah dan ternyata anak anda yang melakukannya. Tetapi seringkali orangtua memberikan konsekuensinya yang tidak wajar.
Dengan alasan memberikan pelajaran tentang disiplin, seringkali bukan pemahaman disiplin yang diterima anak, tetapi perasaan dendam dan amarah terhadap orangtuanya. Mari kita pahami langkah dalam memberikan konsekuensi yang tepat, ini bukan hanya untuk anak yang kecil saja, tetapi bisa untuk remaja dan dewasa. Yang kami berikan adalah prinsip. Prinsip yang sehat dan tetap menjaga harga diri anak, dan tidak akan meninggalkan luka di batin anak.
1. Fokus Pada Permasalahan
Untuk kasus karpet yang terkena air, maka konsekuensi yang tepat adalah membersihkannya hingga kering, dan waktu disepakati untuk mengerjakannya. Waktu perlu disepakati, karena hal ini bisa digunakan anak untuk menghindari kewajibannya, misalnya untuk menghindari les dan lebih memilih membersihkan karpet. Gunakan waktu bermain atau waktu santai untuk mengerjakannya.
Hindari memberikan konsekuensi yang tidak ada kaitannya, misalnya tidak boleh nonton televisi selama seminggu atau tidak mendapat uang jajan 2 hari. Jangan melampiaskan marah yang berlebihan yang akibatnya hanya memperpanjang daftar konsekuensi. Saat fokus pada masalah, maka mudah bagi anak tahu dan jelas dimana kesalahannya.
2. Wajar dan Masuk Akal
Sesuaikan dengan kemampuan dan usia anak, jika usia anak masih balita akan sulit untuk membersihkan dan menjemur karpet sendirian, perlu dibantu dan diberikan contoh mengerjakannya. Mungkin anda khawatir anak tidak jera, jika dibantu? Dengan membantu anak saat mengerjakan konsekuensi, hal ini dapat menumbuhkan kedekatan emosional dan pengertian anak terhadap orangtuanya. Ada waktu bersama, asalkan orangtua tidak marah-marah terus saat mengerjakan bersama. Anda tidak perlu mencari efek jera bagi anak, waktu yang digunakan untuk membersihkan karpet sudah membuat dia berada di luar zona nyamannya.
3. Memberikan Pengalaman Belajar
Tujuan konsekuensi memberikan pengalaman belajar dari tidak paham menjadi paham. Memang sebelum konsekuensi diberikan sebaiknya sudah ada aturan yang menjelaskan mana perilaku yang baik dan tidak baik. Jika informasi sudah diterima tetapi tetap dilanggar mana konsekuensi bisa dijalankan. Konsekuensi hanyalah sarana untuk mempertegas bahwa perilaku seseorang ada yang salah dan harus segera diperbaiki. Bukan sarana orangtua untuk melampiaskan kemarahan. Bukan selalu mengungkit-ungkit kesalahan yang sudah lewat, tetapi pada saat kejadian, dan saat menjalankan konsekuensi beri pengertian bahwa hal ini salah. Berikan penjelasan yang benar bagaimana melakukan yang benar (membawa gelas saat jalan). Setelah selesai konsekuensi, sebaiknya tidak mengungkit-ungkit lagi.
4. Menjaga Harga Diri
Hindari membentak, memaki dan berkata kasar kepada anak, apalagi jika didepan orang lain. Hindari menceritakan kesalahan anak berulang-ulang kepada orang lain.
Kedua hal ini bisa merusak harga diri anak dan bisa fatal akibatnya. 
Jika anda sudah memiliki aturan dan konsekuensi yang jelas keteraturan dan disiplin anak akan terbentuk dengan baik.

Cara mengatasi depresi pada anak


Hal yang sangat merisaukan hati dan membuat panik setiap orangtua, saat anaknya tiba-tiba menunjukkan perubahan sikap dan perilaku secara drastis atau tidak seperti biasanya. Hal ini perlu diwaspadai, karena bisa saja anak sedang mengalami depresi atau stres, dimana anak sedang berada dalam kondisi yang tidak mengenakkan. Berikut ini adalah cara untuk mengatasi depresi pada anak yang wajib diketahui oleh setiap orangtua:
1. Dekatilah Anak dengan Penuh Kasih Sayang
Jika anak mulai memperlihatkan tanda-tanda depresi, inilah saatnya orangtua perlu memberi dosis cinta dan kasih sayang yang kuat pada anak. Anak sangat membutuhkan dukungan emosional dengan sentuhan dan pelukan dari orangtua, yang dapat membuat anak lebih meringankan bebannya, sebab anak tidak merasa sendiri.
2. Bentuklah Anak Untuk Merasa Lebih Nyaman dan Aman
Untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami, anak membutuhkan suasana yang dapat menyejukkan hatinya. Bila perlu ajak anak ke tempat yang menyenangkan, dan tempat yang dapat membangkitkan gairah serta semangat hidupnya.
3. Membantu Anak Memahami Permasalahannya
Jika anak sudah mau menceritakan tentang masalah yang dihadapinya, ini merupakan pertanda baik. Sudah ada keinginan yang terselip dalam hati anak untuk mengatasi derita hatinya. Namun jika anak masih membungkam dan memendam masalahnya, kita dapat mengetuk pintu hatinya dan memberi dukungan emosional dengan memeluknya. Selanjutnya, ajak anak untuk melakukan relaksasi. Fungsi relaksasi ini, untuk mengikis habis beban yang mengganjal dalam hati.
4. Meyakinkan Anak Pada Kemampuan Dirinya
Setelah anak dapat menerima kenyataan yang menimpa dirinya dengan ikhlas, selanjutnya anak perlu diajak untuk mengembangkan aktivitas lainnya. Khususnya aktivitas yang dapat mengatasi permasalahan yang telah menghantuinya tersebut. Hal ini penting untuk mencegah anak kembali menghayati kesedihan hatinya.
5. Kembalikan Semangat Hidup Anak Dengan Berpikir positif
Agar anak tidak kacau oleh suasana hati yang tidak mengenakkannya, anak perlu dilatih cara berpikir positif. Anak harus dapat melatih diri menghadapi situasi yang menekan atau menghadapi masalah dengan rasional, sehingga latihan ini membuat anak mampu menghadapi keadaan yang menekan atau persoalan dengan lebih memfokuskan pada inti permasalahan, dan berupaya menemukan solusinya.
6. Kembangkan Rasa Percaya Diri Anak
Buat pengertian terhadap anak, bahwa masalah bukan merupakan beban yang harus ditakuti. Anak tidak boleh memandang rendah kemampuan diri sendiri. Seburuk atau sesulit apa pun kondisi yang dihadapi, anak masih mempunyai kekuatan dan kemampuan mengatasinya. Tanamkan keyakinan anak “mampu” menyelesaikan segala bentuk hambatan. Sebab, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Cara Mengajarkan Anak Bersosialisasi Sejak Usia Dini


Memiliki teman atau sahabat merupakan salah satu dasar penting dalam kehidupan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, cenderung mengalami guncangan emosi yang lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki banyak teman.
Dalam kondisi ekstrim, saat mereka dewasa guncangan emosi yang tidak dapat diatasi ini dapat menyebabkan tindakan vandalisme, kriminal, bahkan bunuh diri. Bagaimana dengan anak anda?
Kemampuan bersosialisasi sangat penting dalam masa tumbuh kembang anak, karena dengan bersosialisasi anak akan lebih mudah untuk mengembangkan karakternya.
Mungkin hal ini bukan masalah bagi sebagian anak yang terlahir dengan bakat pandai bersosialisasi. Tetapi bagi anak yang kesulitan bersosialisasi, hal ini dapat menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dan susah bergaul dengan teman sebayanya.
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat membantu anda untuk mengajarkan anak bersosialisasi sejak usia dini.
1. Menjadi Role Model
Anak seringkali mencontoh perilaku dan sikap dari orangtuanya. Oleh karena itu, setiap orangtua wajib menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Dengan melihat bagaimana orangtuanya menyapa, berbicara dan bergaul dengan orang lain, hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk bersosialisasi dengan teman-temannya.
2. Biarkan Anak Berekspresi
Berikan kesempatan pada anak untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya, seperti mengikuti kegiatan pramuka, olahraga, atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendorong bakat anak. Anak akan sangat menikmati, apabila mereka dapat menunjukkan bakat serta minatnya. Salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri terhadap anak, adalah anak tidak memiliki ruang untuk berekspresi.
3. Suasana Keluarga Yang Terbuka
Bangunlah suatu hubungan yang terbuka antara anak dengan orangtua. Salah satu caranya ialah dengan mengajak anak anda berkomunikasi tentang berbagai kegiatannya sehari-hari. Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak anda sedikitnya dua kali dalam sehari, dan biarkan anak anda mengeluarkan isi hatinya. Hal ini akan membuat anak berani untuk bertanya, minta pendapat, ataupun sekadar curhat saja.
4. Beraktivitas Dalam Kelompok
Ajak anak anda untuk bergabung dalam suatu komunitas atau tim olahraga yang sesuai dengan minatnya. Selain dapat mengasah bakat anak, kegiatan ini juga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bergaul dan mendapat teman baru. Anak-anak biasanya sangat menyukai kegiatan seperti ini, karena itu carilah suatu kegiatan yang dapat dilakukan anak bersama dengan teman sebayanya.
5. Bermain Bersama
Bermain merupakan salah satu cara untuk mengakrabkan diri dengan orang lain, dan dengan bermain anak menjadi lebih bebas dalam mengeluarkan ekspresinya. Ajak anak untuk sesekali bermain di luar rumah bersama teman-temannya, atau anda bisa meminta saudara sepupu atau teman dekatnya untuk menginap di rumah ketika liburan sekolah tiba.
6. Bangkitkan Rasa Percaya Diri Anak
Orangtua adalah orang yang paling tahu dan mengenal karakter anaknya, serta tahu segala kelebihan dan juga kekurangannya. Karena itu bantulah anak anda untuk menemukan rasa percaya dirinya dengan cara berkomunikasi secara personal.
7. Etika Bergaul
Dalam pergaulan, anak harus diberikan pengertian untuk dapat menghargai orang lain. Dengan memiliki etika bergaul yang baik, anak tidak akan canggung untuk bergaul dengan teman sebayanya ataupun orang yang usianya jauh lebih tua.
8. Jangan Terlalu Protektif
Seringkali orangtua terlalu protektif kepada anaknya, sehingga membatasi kesempatan anaknya untuk berinteraksi dengan orang lain. Biarkan anak belajar untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, seperti menelepon temannya, bertanya kepada orang lain, atau membayar sendiri saat jajan.
9. Perhatikan Anak Anda
Agar dapat lebih memahami perilaku anak anda, penting bagi anda untuk memperhatikan mereka saat berinteraksi dengan orang lain. Jika anak anda pemalu, jangan terlalu memaksanya, tetapi bantulah dia untuk dapat membuka diri dengan teman-temannya. Dukungan dari orangtua sangat membantu anak untuk bersosialisasi.
10. Jelaskan Arti Teman
Berikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya mempunyai teman. Apabila anak anda memiliki pribadi yang tertutup, berilah waktu untuk anak membuka diri. Karena ketika mereka merasa nyaman, saat itulah mereka akan bersosialisasi dengan orang lain.
Kemampuan bersosialisasi ini dapat dilatih sejak anak usia dini, sehingga nanti ketika dewasa mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Untuk melatih kemampuan bersosialisasi, tentunya juga harus disesuaikan dengan kepribadian anak, karena setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda sehingga cara pendekatan dan latihan yang dilakukan juga berbeda, sesuai dengan kepribadian mereka.

Kamis, 29 Desember 2016

Cara sukses dalam belajar


Cara sukses dalam belajar, antara lain:
1. Pahami Pelajaran anda
Dalam belajar, anda tidak diharuskan menghafal, tetapi diharapkan harus bisa untuk memahami setiap pelajaran yang anda pelajari. Mungkin anda diharuskan menghafal pelajaran seperti dibuku, tetapi cara ini kurang bagus, karena percuma menghafal kalau tidak memahami dan akan membuat anda lupa nantinya (lupa pelajaran yang dihafal), Pahami bukan menghafal.

2. Banyak membaca
Membaca adalah gerbang kesuksesan, karena setiap ilmu yang dimiliki adalah hasil dari apa yang dibaca, hanya sedikit hasil yang kita dengar. Maka rajinlah membaca setiap buku pelajaran anda sambil memahami setiap hal anda bacakan. Baca buku apapun, apakah itu buku pelajaran atau buku yang berkenaan dengan hobi anda.

3. Mencatat Pokok pelajaran
Catatlah hal-hal penting dalam pelajaran anda. Tidak harus mempelajari semuanya, tetapi cukup pelajari poin-poin penting saja. Jangan buang waktu untuk mempelajari yang tidak penting. Jika anda sudah mencatat pokok-pokok pelajaran, tugas anda sekarang adalah menghafal kata kucinya, menghafal kata-kata kunci dalam pelajaran anda. Tentu ini tidak membuat anda harus mempelajari semua pelajaran.

4. Mencari waktu belajar yang tepat
Ini mungkin setiap orang berbeda, terkadang anda nyaman untuk belajar dalam waktu tertentu, jadi gunakan waktu yang anda anggap nyaman bagi anda untuk belajar.

5. Suasana Belajar Nyaman
Kenyamanan suasana dalam belajar juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan belajar, maka ciptakan suasana yang nyaman untuk belajar, apakah harus belajar di bawah pokok kayu secara kelompok atau dengan menggunakan ruangan full Ac atau dengan cara yang lain. Jadi, semua itu tergantung kenyamanan anda.

6. Mengembangkan teori yang sudah anda pelajari
Pelajaran yang sudah anda pelajari silakan anda kembangkan, dengan mengembangkan teori yang sudah anda pelajari, anda sedang membangun kreatifitas anda. Makanya orang yang kreatif itu biasa menggunakan kemampuan Otak kanan, yaitu keinginan untuk terus mengetahui dalam suatu teori sehingga ia mampu menghasilkan hal-hal baru. Jika anda ingin kreatif, latihlah kemapuan otak kanan anda.

7. Belajar Kelompok

Dengan metode belajar kelompok anda bisa bertukar pikiran, tentu ini akan memberikan banyak masukan kepada anda sehingga pengetahuan anda semakin bertambah dari hari ke hari.

Pengelompokan Sumber Daya Alam


Pengelompokan Sumber daya alam, dilihat dari:

  • Pengadaannya
      > Sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan, misal: batubara
      > Sumber daya alam yang dapat dipulihkan, misal: hutan (reboisasi)
      > Sumber daya alam gabungan dari keduanya, misal: perkebunan kelapa sawit
  • Sifatnya
      > Sumber daya alam tidak dapat berkurang jumlahnya
      selalu diproduksi asal dikelola dengan baik
      > Sumber daya alam yang dalam jangka waktu tertentu bisa habis
  • Pengelolaannya
      > Sumber daya alam yang dikelola oleh pemerintah
      > Sumber daya alam yang dikelola oleh swasta
  • Kepemilikan
      > Milik umum
      > Milik perorangan
  • Pemanfaatannya
      > Langsung
      Tidak melalui proses-proses tahapan, misal: angin, matahari
      > Tidak langsung
      Melaui proses, misal: minyak, tambang 



Sumber Daya Alam


Sumber Daya Alam adalah segala bentuk-bentuk input yang dapat menghasilkan UTILITAS (kemanfaatan) dalam proses produksi atau penyediaan barang dan jasa.
Sumber daya alam adalah kesatuan tanah, air dan ruang udara termasuk kekayaan alam yang ada diatas dan didalamnya yang merupakan hasil proses alamiah baik hayati maupun non hayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi kehidupan yang meliputi;

  • Fungsi ekonomi,

adanya keuntungan dari proses jual beli sumber daya alam

  • Sosial
adanya manfaat untuk orang banyak
  •  lingkungan.
adanya penggunaan atau pemanfaatan dengan menjaga lingkungan agar terus dapat digunakan.


Hayati: Sumber daya alam yang dapat tumbuh dan berkembang, misalnya: hewan.
Non Hayati: Sumber daya alam yang tidak dapat tumbuh dan berkembang, misalnya: tanah.

Sumber Daya Alam dikategorikan 3 bentuk, yaitu:

1.  Sumber Daya Alam dari bentuk nilai ekonomis:

  • Modal Alam (Natural Resources Stock). Contoh: Daerah aliran sungai,kawasan lindung, danau, pesisir.
  • Faktor Produksi (Komoditas). Contoh: Kayu, air, mineral, rotan ikan,dll.
Perlu adanya upaya untuk pelestarian dan menjaga keberlanjutan kemampuan daya dukungan, karena keterbatasan yang dimilikinya. Apabila, semua Sumber Daya Alam habis atau rusak, maka tidak sumber daya alam todak dapat dimanfaatkan lagi.
2. Sumber Daya Alam berdasarkan nilai ekonomis:
  • Sumber Daya Alam yang terbarukan (Renewable), yang memiliki dua sifat yaitu:
         - memiliki titik kritis (tidak dapat diperbaharui), contoh: ikan, hutan.
         - tidak memiliki titik kritis (dapat diperbaharui), contoh: pasang surut, udara, angin, air.
  • Sumber Daya Alam yang tidak terbarukan (Non-Renewable), yang memiliki dua sifat, yaitu:
         - habis di konsumsi, contoh: minyak, batubara, gas.
         - dapat didaur ulang, contoh: besi, alumunium, tembaga, kertas, plastik.
3. Sumber Daya Alam berdasarkan kegunaan akhir:
  • Sumber daya alam MATERIAL, terdiri dari
          - Material Metalik, contoh: tembaga, besi, alumunium.
          - Material Non-Metalik, contoh: air, pasir, batu
  • Sumber daya alam ENERGI
          contoh: angin, minyak bumi, sinar matahari.

Menanamkan Nilai Keberagamaan


            Guru sebagai pendidik generasi penerus bangsa diharapkan bisa menanamkan keberagamaan di Nusantara kepada para anak didik. Penanaman nilai ini berperan penting dalam membentuk karakter serta keindonesiaan siswa. Keberagamaan bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan yang Mahakuasa. Indonesia memiliki kekayaan antara lain belasan ribu pulau, 700 suku bangsa, 1.100 bahasa, dan adat istiadat yang tidak terhitung. Oleh karena itu, guru harus bisa membuka wawasan siswa mengenai harta kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Siswa jangan sampai berpikiran tertutup, sehingga begitu mudah berprasangka buruk kepada orang-orang yang berbeda dengan mereka. Guru juga agar mengawasi pemakaian media sosial oleh para siswa. Saling menghujat dan menebar fitnah bukan tata karma bangsa Indonesia, tetapi kini hal tersebut marak terjadi di media sosial. Apabila ada pembiaran dan tidak ada panduan cara memakai internet secara bijak, persatuan bangsa Indonesia bisa retak. Indonesia memiliki 3,3 juta guru dan tenaga kependidikan dan juga membimbing 53 juta siswa di semua jenjang pendidikan.
            Selama ini, Standar Kompetensi Guru diatur oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sementara Standar Kompetensi Lulusan Guru diatur oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Hal ini berakibat para lulusan Pendidikan Profesi Guru belum sepenuhnya memiliki kompetensi yang idealnya dimiliki secara spesifik oleh guru. Kini, para guru yang baru lulus harus memiliki kompetensi guru pemula.

Pendidikan harus menanamkan sikap menghargai kebhinekaan


Pendidikan di sekolah harus menanamkan sikap menghargai kebhinekaan. Sikap menghargai kebhinekaan sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang terdiri beragam suku dan golongan. Saat ini, semangat Bhinneka Tunggal Ika seperti sedang mendapat cobaan. Menjadi tugas para pendidik untuk menggelorakan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Tamansiswa merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922 di Yogyakarta. Perguruan Tamansiswa memiliki sejumlah prinsip yang patut diteladani. Salah satunya, mengajarkan para peserta didik berlandaskan budaya Indonesia yang menjunjung nilai persatuan dalam kebhinnekaan. Ajaran itu patut diteladani oleh sekolah-sekolah lain di Indonesia agar sikap untuk menghargai kebhinnekaan tumbuh pada diri peserta didik. Selain itu, prinsip lainnya yang patut dicontoh adalah mengutamakan pendidikan karakter. Didalam proses belajar mengajar, pendidikan karakter akan diperbanyak di jenjang pendidikan dasar. Hal itu dilakukan untuk agar peserta didik memiliki peserta atau budi pekerti yang kuat sejak dini. Diharapkan pemerintah memberI perhatian lebih besar kepada sekolah-sekolah swasta. Apalagi, pada awal masa kemerdekaan, sekolah swasta memiliki peranan penting dalam bidang pendidika, karena saat itu belum banyak sekolah negeri.

Diharapkan Ditunda Rencana Moratorium UN


Rencana pemerintah pusat untuk melakukan moratorium ujian nasional diharapkan ditunda penerapannya. Sejak memasuki tahun ajaran 2016/2017, siswa kelas XII sudah fokus mempelajari enam mata pelajaran yang akan diujikan dalam UN. Sehingga, telah mengikuti bimbingan belajar dan menjalani uji coba ujian nasional berbasis computer. Untuk mewujudkan ujian akhir yang dilaksanakan oleh daerah, harus diakukan pembahasan anggaran tiap kabupaten/kota serta provinsi sebagai pelaksanan ujian.

Dengan penghapusan UN, ujian sekolah dapat menjadi penentu kelulusan. Penilaian guru terhadap siswa berpengaruh besar sehingga siswa lebih menghargai guru. Sejalan dengan memperlakuan standar penelitian, pemerintah daerah harus berupaya memperbaiki fasilitas pendidiikan agar jangan sampai banyak siswa yang tidak lulus UN. 

Fokuskan UN untuk Pemetaan Mutu Pendidikan


Ujian Nasional harus benar-benar difokuskan untuk pemetaan mutu pendidikan sehingga teknis penyelenggaraannya pun harus diubah. Sebagai alat pemetaan, ujian nasional menjalankan fungsi mengevaluasi satuan pendidikan atau sekolah, bukan mengevaluasi siswa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 68 (c), UN tetap menjadi penentu kelulusan meskipun ada syarat lainnya yang tersebut. Melakukan revisi PP No 19 tahun 2005 dengan menghapus klausul UN untuk kelulusan dan seleksi masuk ke jenjang berikutnya. Fokuskan UN untuk pemetaan mutu.
Dengan menjadikan UN sebagai pemetaan, berarti penyelenggaraannya tidak dilakukan setiap tahun dan tidak di semua sekolah. Penyelenggaraan UN perlu dibagi berdasarkan wilayah serta tidak dilaksanakan di kelas akhir. Meskipun tetap dilaksanakan, UN akan segera di evaluasi oleh pemerintah. Ada 3 opsi yang disiapkan oleh Kemdikbud terkait UN. Ketiga opsi itu ialah penghapusan UN, penerapan moratorium UN tahun 2017, serta menyerahkan pelaksanaan UN kepada pemerintah daerah. UN tidak lagi menentukan kelulusan, tetapi lebih berfungsi untuk memetakkan kondisi pendidikan. Dari hasil pemetaan, baru 30% sekolah yang memenuhi standar nasional. Penyebab kenapa Indonesia selalu rendah dalam penilaian internasional? Penyebabnya, guru terjerat dalam proses mengajar yang berupa melatih soal untuk lulusujian, bukan melatih berpikir. Selama ini, tujuan pendidikan hanya untuk mengejar kelulusanUN.
Di Asia, seperti Malaysia dan Tiongkok telah menghapus UN model Indonesia pada tahun 1996. Di Tiongkok, ada UN khusus untuk masuk ke universitas. Di Malaysia, Sijil Pembelajaran Malaysia untuk masuk ke Lower & Upper Sixth (persiapan ke perguruan tinggi), yang diikuti dengan STPM atau A level untuk masuk ke perguruan tinggi. Sedangkan di Jepang dan Korea, ada ujian masuk ke perguruan tinggi, tetapi tidak ada UN.

Dilema, Generalisasi dan Analogi


Dilema 
Dilema adalah argumentasi yang bentuknya berupa campuran antara silogisme hipotetik dan silogisme disjungtif. Premis mayornya terdiri dari dua proposisi hipotetik dan premis minornya satu prososisi disjungtif, tetapi juga bisa proposisi kategorik.
Dilema dalam arti luas, ialah situasi dimana dapat memilih dua alternatif yang kedua-keduanya memiliki konsekuensi yang tidak  diinginkan, sehingga sulit menentukan pilihan.

Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Macam-macam generalisasi, sebagai berikut:

  1. Generalisasi sempurna: Generalisasi yang dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.
  2. Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi yang dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki, dan diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. 

Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan dalam bidang lain.

Penalaran


Penalaran Logis
Penalaran dapat didefinisikan sebagai proses mental yang bergerak dari apa yang kita ketahui atau yang tidak kita ketahui sebelumnya berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Soal-soal tes dalam penalaran kritis disusun untuk menguji kemampuan mengambil serangkaian fakta yang ditampilkan dalam kalimat dan memahaminya, serta memanipulasi informasi untuk menyelesaikan suatu masalah khusus. Tes Penalaran kritis terbagi menjadi dua, yaitu tes penalaran logis (silogisme) dan tes penalaran analitis

Nalar merupakan aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis.
Bernalar adalah berpikir secara logis (berpikir sesuai dengan logika).
Logis = Masuk akal atau benar menurut penalaran.
Penalaran merupakan cara berpikir logis.
Logika merupakan pengetahuan tentang kaidah berpikir atau jalan pikiran yang masuk akal.

Tes Penalaran merupakan tes yang menguji kemampuan dalam menarik kesimpulan dari beberapa pernyataan (premis) menggunakan prinsip logika.
Tes ini disusun untuk menguji kemampuan mendapatkan fakta-fakta pada suatu teks (kalimat) dan memahaminya serta memanipulasi informasi tersebut untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Tes penalaran logis diharapkan untuk mengambil keputusan secara logis dan mengetahui bahwa dari data yang tidak cukup tersedia dapat memperoleh jawaban yang pasti. 
Silogisme merupakan bentuk penyimpulan secara tidak langsung. Silogisme disebut juga cara berpikir atau menarik kesimpulan dari premis-premis umum dan khusus. 
Silogisme digolongkan sebagai penyimpulan tak langsung.

Cyber Crime



Pengertian Cyber crime
Cyber crime sebagai kejahatan dibidang computer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan computer secara illegal.

Kejahatan komputer adalah segala aktifitas tidak sah yang memanfaatkan komputer untuk tindak pidana. Dalam arti sempit, kejahatan komputer adalah suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan teknologi komputer yang canggih.

Modus Operandi (Jenis-jenis Kejahatan Internet)
Carding
Ialah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan transaksi dengan menggunakan kartu kredit orang lain, sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materiil maupun non materiil. Misal: penipuan kartu kredit online
> Cracking
Ialah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer yang dilakukan untuk merusak system keamanan suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu mendapatkan akses.
Joy Computing
Yaitu pemakaian computer orang lain tanpa izin
Hacking
Yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan adat suatu terminal.
The Trojan Horse
Yaitu manipulasi data atauprogram dengan jalan mengubah data atau instruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau, dengan tujuan kepentingan pribadi atau orang lain.
Data Leakage
Yaitu menyangkut pembocoran data ke luar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan.
> Cyber Espionage
Ialah kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki system jaringan computer pihak sasaran.
> Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditunjukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia.

Mayoritas Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Belum Terakreditasi


Menurut data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristek dan Dikti), sebanyak 21 persen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) serta Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) memiliki akreditasi C. Sebanyak 19 persen berakreditas B, sedangkan yang berakreditasi A hanya 2 persen. Sisanya 58 persen LPTK dan FIP belum terakreditasi. Menurut Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristek dan Dikti dari 3.300 prodi (Program Studi) kependidikan yang sudah terakreditasi, sebanyak 1.600 masih berakreditasi C. Padahal, jumlah mahasiswa prodi pendidikan adalah yang terbesar. Di Indonesia, terdapat 12 LPTK negeri, 380 LPTK swasta dan 30 FIP. Mayoritas diantaranya berupa sekolah tinggi, universitas, politeknik, dan institute. Salah satu permasalahan yang kerap ditemui adalah masih ada LPTK dan FIP yang tidak memiliki sekolah laboratorium.
Jumlah keseluruhan mahasiswa di Indonesia adalah 7 juta orang, dan 1,2 juta diantaranya berkuliah di prodi Pendidikan. Itu jauh lebih banyak daripada mahasiswa prodi Ekonomi, Teknik, Sosial, dan Kesehatan. Akibatnya, Indonesia memiliki banyak sarjana pendidikan, tetapi dengan mutu yang tidak sesuai standar. Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan revitalisasi LPTK  dan FIP di seluruh Indonesia. Saat ini perekrutan mahasiswa menggunakan cara ujian umum, seperti program studi lain. Padahal, semestinya penerimaan mahasiswa baru prodi pendidikan menggunakan wawancara, sertates minat dan bakat agar terpilih yang benar-benar berniat untuk menjadi guru.


Disamping itu, reformasi yang  perlu dilakukan ialah mewajibkan sarjana pendidikan yang ingin menjadi guru mengikuti pendidikan profesi guru selama setahun. Apabila lulus, dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, mereka berada di level 7, setara profesionalismenya dengan dokter. Adapun sarjana berada pada level 6. Para guru yang belum memiliki ijazah S-1 juga diajak menuntaskan pendidika. Terkait hal itu, guru-guru mengeluhkan banyaknya tugas administrasi yang memberatkan sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk meningkatkan kompetensi.

Proses pengelohan informasi yang terjadi dalam diri manusia


Memori
Memori adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga digunakan lagi dimasa depan.
Proses memori : Encoding-------storage-------retrieval
Jenis-jenis memori
  1. Memori sensorik: penyimpanan melalui syarat-syarat sensoris yang berlangsung dalam waktu amat pendek
  2. Memori jangka pendek (working memory): penyimpanan memori sementara, selama informasi itu dibutuhkan
  3. Memori jangka panjang: penyimpanan relatif permanen.
Proses Encoding
Encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi kedalam bentuk yang sesuai dengan sifat memori organisme.
a. Encoding dalam memori sensoris
Informasi dari indera-indera ituakan diubah dalam bentuk impuls-impulsneural dan dikirim ke otak.
b. Encoding dalam memori jangka pendek
Informasi yang masuk dirujuk ke gudang memori jangka panjang. Disana pola dibandingkan dengan pola yang sudah ada. Pola yang terpilih  memiliki arti. Mekanisme menyeleksi ini disebut PERHATIAN.
c. Encoding dalam memori jangka panjang
Semantic dan imagery coding. Dalam hal ini informasi dianalisis lebih jauh lagi.

Proses penyimpanan informasi
a. Penyimpanan informasi dalam memori sensoris.
b. Penyimpanan informasi dalam memori jangka pendek.
c. Penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang.

Proses mengingat kembali ( retrieval)
Proses terjadinya lupa
a. Decay theory/ jejak memori
Memori akan hilang dengan berlalunya waktu bila tidak diulang kembali.

b. Teori interferensi
Informasi yang sudah disimpan dalam gudang memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori. Tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu mengingat informasi yaang lain.

c. Teori motivated forgetting
Cendurung melupakan  hal-hal yang tidakmenyenangkan.

d. Lupa karena sebab-sebab fisiologis

Meningkatkan kemampuan memori
a. Pengulangan
b. Recall
c. Recognition
d. Re-intergrative






Dukungan Sistem


Dukungan Sistem
Merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Komponen ini, memberikan dukungan kepada konselor dalam memperlancar penyelenggaraan. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek:
  1.  Pengembangan Jejaring (networking) menyangkut kegiatan yang meliputi:
  • konsultasi dengan guru-guru,
  • menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat,
  • berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan Sekolah/Madrasah,
  • bekerjasama dengan personel Sekolah/Madrasah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan konseli,
  • melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling, dan 
  • melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling.Kegiatan Manajemen
    1. Kegiatan Manajemen
    Kegiatan ini, merupakan upaya untuk memelihara, memantapkan dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan:
    • Pengembangan Profesionalitas
    Konselor berusaha untuk memutakhirkan pengetahuan dan keterampilannya melalui :
    a. in-service training
    b. aktif dalam organisasi profesi
    c. aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
    d. melanjutkanstudi ke program yang lebih tinggi (prascasarjana)
    • Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
    Konselor perlu konsultasi dan berkolaborasi dengan guru, orangtua, pihak institusi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan konseli, memperoleh informasi dan umpan balik tentang pelayanan bantuan yang telah diberikannya kepada konseli, melakukan referal (alih tangan kasus) dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
    1. Riset danPengembangan
    Kegiatan ini merupakan aktivitas konselor yang berhubungan dengan pengembangan professional secara berkelanjutan, meliputi:
    1. merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas pengembangan diri konselor professional sesuai standar kompetensi konselor
    2. merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam bimbingan dan konseling
    3. berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.
    4. mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika professional.

    Perencanaan Individual


    Perencanaan individual diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan kesempatan dan peluang yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil assesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat didalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keterbakatan dan kebutuhan khusus konseli.

    Perencanaan individual bertujuan untuk membantu peserta didik agar:
    1. Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, 
    2. Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan
    3. Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. 
    Tujuan perencanaan individual ini juga sebagai upaya memfasilitasi peserta didik untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. 

    Strategi implementasi pelayanan perencanaan individual meliputi kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kolaborasi, maupun advokasi dengan materi layanan meliputi,
    1. Pribadi-sosial, meliputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif.
    2. Belajar, meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat.
    3. Karir, meliputi eksplorasi peluang-peluang karir, latihan-latihan pekerjaan, dan memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.

    Fungsi Bimbingan


    Bimbingan memiliki fungsi sebagai berikut: 
    1.    Fungsi Pemahaman, yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara konstruktif dan dinamis.
    2.    Fungsi Preventif, yaitu berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, dan supaya tidak dialami oleh konseli. Dalam fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
    3.    Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Teknik bimbingan yang dapat digunakan adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
    4.    Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
    5.    Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
    6.    Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
    7.    Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama.
    8.    Fungsi Perbaikan, yaitu untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
    9.     Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.


    10.   Fungsi Pemeliharaan, yaitu untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.